Foto di atas diambil oleh H. Bartels pada Mei 1941 dan menjadi koleksi Tropenmuseum Belanda. Mereka adalah penduduk Malingping, Lebak, Banten, yang berhasil memburu seekor harimau Jawa.
Sejak lama harimau dianggap sebagai pemangsa manusia. Ketakutan itu menjadi pembenaran bagi tradisi berburu harimau. Perburuan itu pada akhirnya menyebabkan harimau menjadikan manusia sebagai sasaran untuk dimangsa.
Berbeda dengan kolonial Inggris di India, Belanda hadir di Pulau Jawa dan sekitarnya tanpa tradisi berburu. Namun perburuan dengan imbalan uang tetap terjadi. Pembukaan hutan-hutan untuk jalan, desa, kota, dan perkebunan juga meluas.
Faktor-faktor tersebut, menurut Peter Boomgaard dalam Frontiers of Fear: Tigers and People in the Malay World, 1600 -1950, menyebabkan jumlah harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) menyusut dari sekitar 2.500 ekor pada 1820, 500 ekor pada 1900, hingga 25 ekor pada 1950. Sejak itu harimau Jawa jarang terlihat dan kini dipastikan punah.
Begitu pula harimau Bali (Panthera tigris balica), yang menyusut dari 150 ekor pada 1820, 125 ekor pada 1900, dan kemudian tak terlihat lagi sejak 1950. Harimau terancam punah membuat dunia bergerak untuk menyelamatkannya. Setiap 29 Juli diperingati International Tiger Day.
No comments:
Post a Comment