Tugu penanda titik 0 km Jalan Anyer-Panarukan. Foto: Yustrizal. |
Home, Kesultanan, Penjajahan, Kemerdekaan, Tokoh, Pengelola
Wednesday, December 28, 2016
Alasan Jalan Daendels Dimulai Dari Anyer
Monday, December 26, 2016
Syarifah Fatimah, Ratu Banten Ditahan di Pulau Edam
Diduga makam Ratu Syarifah Fatimah di Pulau Edam. Foto: Dessy Utami/wego.co.id. |
Friday, December 23, 2016
Samaun Bakri, Wakil Residen Banten dan Utusan Kepercayaan Sukarno
Samaun Bakri (kiri) dan Sukarno (kanan). Foto: Dok. Fuad S. Bakri |
Di Serang, Banten, terdapat Jalan Samaun Bakri. Siapakah dia sehingga namanya begitu penting sehingga diabadikan sebagai nama jalan?
Saturday, December 17, 2016
Berburu Harimau di Malingping
Foto di atas diambil oleh H. Bartels pada Mei 1941 dan menjadi koleksi Tropenmuseum Belanda. Mereka adalah penduduk Malingping, Lebak, Banten, yang berhasil memburu seekor harimau Jawa.
Thursday, December 15, 2016
Tentara Pembela Tanah Air di Banten
Penduduk Leuwidamar melepas anggota Peta. Foto: Dok. Rushdy Hoesein. |
Foto ini menunjukkan upacara pelepasan saudara Ruslan dan 71 orang dari Leuwidamar Gun (Kawedanaan Leuwidamar, Lebak) yang akan masuk tangsi Pembela Tanah Air (Peta). Kemungkinan tangsi Peta yang dimaksud adalah tempat pelatihan di Bogor atau Cimahi, Jawa Barat.
Wednesday, December 14, 2016
Mahkota Sultan Banten
Replika mahkota Sultan Banten. |
Regalia (perangkat kebesaran raja) yang utama adalah mahkota. Seorang pengganti raja atau sultan disebut putra mahkota dan ketika ditahbiskan sebagai penguasa baru akan dimahkotai. Tidak banyak kerajaan atau kesultanan di Nusantara yang mahkotanya terselamatkan hingga sekarang. Salah satunya mahkota sultan Banten.
Sunday, December 11, 2016
Asmat, Ahli Pengobatan dari Banten yang Ikut Menculik Bung Karno
Asmat. Foto: Selecta, 26 Januari 1981. |
Pada 1926 pecah pemberontakan yang digerakkan Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap pemerintah kolonial Belanda di Banten. Orang-orang yang terlibat dalam pemberontakan dibuang ke Digul, Papua. Salah satunya orangtua Asmat.
Friday, December 9, 2016
Tentang Pengelola
Kerja di Historia (www.historia.id), majalah sejarah pertama di Indonesia, mengharuskan saya membaca sumber-sumber sejarah. Dalam prosesnya, saya terkadang menemukan sejarah terkait Banten yang sayang jika diabaikan. Bila tidak dicatat biasanya lupa.
Selain itu, sebagai orang yang lahir wilayah Banten bagian selatan, saya merasa punya kewajiban moral untuk menulis sejarah Banten dan membagikannya, terutama kepada dulur sa lembur dari Banten. Situs ini lahir sebagai wujud menunaikan kewajiban moral tersebut.
Saya menulis sejarah Banten bukan karena merasa paling tahu. Saya hanya menemukan, menuliskan, dan membagikannya. Saya berharap, situs ini menjadi media yang mewadahi tulisan-tulisan sejarah Banten, tidak hanya dari saya tetapi juga dari para pembaca.
Bagi pembaca yang ingin urun rembug menulis sejarah Banten di situs ini, silakan kirim tulisannya ke surel saya: sajarahbanten@gmail.com.
Selamat membaca. Semoga bermanfaat.
Salam,
Hendri F. Isnaeni
Pelajar Pejuang di Banten
Tentara pelajar. |
Pelajar sekolah menengah terjun ke medan perang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka berhimpun dalam Tentara Pelajar dan Tentara Republik Indonesia Pelajar yang dibentuk di berbagai daerah terutama di Pulau Jawa. Bagaimana dengan tentara pelajar di Banten?
Thursday, December 8, 2016
Film "Nelajan" di Labuan
Ratna Asmara, sutradara perempuan pertama di Indonesia. Filmnya, Nelajan, mengambil gambar di Labuan, Banten. |
Pak Kusen (Rd Ismail) adalah seorang kaya tapi pemeras, yang memiskinkan nelayan, dan ditakuti karena punya banyak tukang pukul.
Sebaliknya, Hamdani (Chatir Haro), adalah pemuda yang bercita-cita meningkatkan taraf hidup rekan nelayannya.
Lewat usaha keras, didukung moril oleh pacarnya Neneng (R. Ningsih), berhasil juga Hamdani melepaskan para nelayan dari kesulitan hidup.
Meski ceritanya serius, namun terpaksa diselipkan nyanyian, lawakan dan perkelahian. Saat itu, film Malaya (Malaysia) dengan banyak lagu, digemari masyarakat.
Sebaliknya, Hamdani (Chatir Haro), adalah pemuda yang bercita-cita meningkatkan taraf hidup rekan nelayannya.
Lewat usaha keras, didukung moril oleh pacarnya Neneng (R. Ningsih), berhasil juga Hamdani melepaskan para nelayan dari kesulitan hidup.
Meski ceritanya serius, namun terpaksa diselipkan nyanyian, lawakan dan perkelahian. Saat itu, film Malaya (Malaysia) dengan banyak lagu, digemari masyarakat.
Demikian sinopsis film Nelajan tahun 1953. Entah di mana keberadaan film ini. Mungkinkah ada di arsip film Sinematek di Jakarta? Jika tersedia, film ini menarik untuk diputar di Banten karena lokasi pengambilan gambarnya dilakukan di salah satu daerah di Banten, yaitu Labuan.
Wednesday, December 7, 2016
Mak Jasmi, Tahanan Politik dari Cikotok Banten
Tahanan politik perempuan di Kamp Plantungan. Mungkin salah satunya Mak Jasmi. Foto: KKPK. |
Setahu saya, belum ada penelitian mengenai para penyintas atau tahanan politik (tapol) pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Banten. Padahal, Banten pernah menjadi tempat berseminya gerakan kiri. Namun, dari memoar para penyintas saya menemukan nama-nama tapol yang berasal dari Banten. Bahkan, salah satunya seorang tapol perempuan: Mak Jasmi dari Cikotok, Banten.
Tuesday, December 6, 2016
Jimat dalam Pemberontakan Petani Banten 1888
Para pemberontak yang tertangkap dan diasingkan. Foto: KITLV. |
PADA 29 September 1887, para pemberontak berkumpul di rumah pimpinan mereka, Haji Wasid, untuk membahas pengumpulkan senjata. Namun para kiai berpendapat sebaiknya tak usah mencari senjata api. Alasannya, mayoritas pemberontak belum bisa menggunakannya. Untuk mendatangkannya dari luar Banten juga sulit. Mereka bisa mengandalkan kelewang dan yakin akan memenangi perang suci melawan Belanda dan antek-anteknya.
Ragunan dari Gelar Sultan Banten untuk Orang Belanda
Kompleks Masjid Agung Banten |
TAMAN margasatwa Ragunan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dipadati pengunjung yang mengisi liburan Lebaran. Kebun binatang itu, yang berdiri pada 19 September 1864, semula berlokasi di Cikini sebelum dipindahkan ke Ragunan pada 1966. Bagaimanakah asal usul Ragunan?
Monday, December 5, 2016
Nenek Entjon dari Banten di Australia
Mohamad Bondan (duduk, kedua dari kanan). |
Mohamad Bondan, seorang nasionalis diasingkan ke Boven Digul, Papua, oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1934. Dia mengalami pengasingan selama delapan tahun di Digul. Ketika Jepang menduduki Indonesia, Belanda mengangkut para Digulis, termasuk Bondan, ke Australia. Di sana, Bondan bertemu dengan Nenek Entjon asal Banten. Bagaimana sang nenek bisa sampai ke Negeri Kanguru?
Subscribe to:
Posts (Atom)